
Gelombang PHK Massal di Industri Media Indonesia: Tantangan Baru di Tengah Krisis Ekonomi
Simak daftar perusahaan yang terdampak dan bagaimana masa depan pekerja media terancam.
KamiBijak.com, Berita - Industri media di Indonesia tengah mengalami gejolak besar seiring dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) secara masif di berbagai perusahaan, mulai dari televisi nasional hingga media daring. Fenomena ini menjadi sorotan publik karena skala PHK yang luas dan menyentuh hampir seluruh lini media utama.
Penyebab utama dari gelombang PHK ini dikaitkan dengan tekanan ekonomi nasional yang menurunkan pendapatan iklan dan operasional perusahaan media. Di saat yang sama, percepatan transformasi digital juga memaksa banyak perusahaan untuk melakukan efisiensi agar bisa bertahan.
Berikut ini adalah daftar media di Indonesia yang diketahui telah melakukan PHK atau pengurangan karyawan hingga awal tahun 2025, sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber:
- Inews
MNC Group resmi menutup seluruh kantor biro daerah Inews per 30 April 2025 dan merumahkan sekitar 400 karyawan. - Kompas TV
Melakukan efisiensi besar-besaran dengan memberhentikan 150 pegawai. - TV One
Mengurangi jumlah tenaga kerjanya sebanyak 75 orang. - CNN Indonesia TV
Melaksanakan PHK massal terhadap sekitar 200 karyawan. - Viva.co.id
Dikabarkan akan menutup kantor operasional mereka di Pulogadung. - Emtek Group
Melakukan pemangkasan sekitar 100 pegawai sebagai bagian dari efisiensi biaya. - MNC Group
Selain PHK, melakukan restrukturisasi redaksi besar-besaran dengan mengurangi jumlah pemimpin redaksi dari 10 menjadi hanya 3. - TVRI
Memberhentikan kontributor dan pekerja lepas di berbagai daerah. - RRI (Radio Republik Indonesia)
Menghentikan kontrak dengan tenaga kerja outsourcing dan non-PNS. - ANTV
Telah mengonfirmasi pemutusan hubungan kerja terhadap 57 karyawan. - Net TV
Melakukan PHK setelah proses akuisisi oleh MD Entertainment. - Republika
Merumahkan 60 pegawai, termasuk 29 wartawan sebagai bagian dari efisiensi struktur redaksi.
Fenomena ini mencerminkan tantangan serius yang dihadapi oleh industri media nasional. Digitalisasi yang pesat telah mengubah cara masyarakat mengakses informasi, sementara pendapatan dari sektor periklanan semakin bergeser ke platform digital seperti media sosial dan layanan streaming.
Dampaknya, perusahaan media konvensional dipaksa untuk beradaptasi secara cepat atau menghadapi risiko gulung tikar. Langkah efisiensi melalui PHK menjadi pilihan sulit, tetapi dianggap perlu demi kelangsungan bisnis.
Namun, di balik langkah korporat tersebut, terdapat nasib ribuan pekerja media yang kini menghadapi ketidakpastian. Wartawan, editor, kamerawan, hingga staf teknis harus mencari peluang baru di tengah kondisi pasar kerja yang juga tidak menentu.
Transformasi media di Indonesia memang tidak terhindarkan, namun gelombang PHK ini menjadi peringatan bahwa perubahan tersebut harus disertai dengan kebijakan perlindungan tenaga kerja yang lebih baik. Jika tidak, industri media bukan hanya kehilangan talenta, tetapi juga kepercayaan publik sebagai pilar keempat demokrasi. (Restu)
Sumber: Jawa Pos
Video Terbaru




MOST VIEWED




