
Mewujudkan Aksesibilitas Inklusif bagi Penyandang Disabilitas di Indonesia
Aksesibilitas di Indonesia masih belum merata, maka berikut ulasan tentang tantangan dan solusi untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan setara.
KamiBijak.com, Berita - Aksesibilitas yang layak bagi penyandang disabilitas masih menjadi persoalan utama di berbagai wilayah Indonesia. Meskipun kesadaran akan inklusi sosial semakin meningkat, banyak fasilitas publik dan layanan dasar belum mampu menjawab kebutuhan spesifik penyandang disabilitas. Agar tercipta lingkungan yang benar-benar inklusif, keterlibatan lintas sektor sangat diperlukan, baik dari pemerintah, swasta, maupun masyarakat.
Salah satu kelompok yang menghadapi tantangan besar dalam mobilitas adalah penyandang disabilitas netra. Mereka membutuhkan fasilitas jalur berpemandu dan lantai taktil di berbagai tempat umum seperti trotoar, stasiun, dan pusat perbelanjaan. Fasilitas ini sangat penting untuk membantu mereka bergerak secara aman dan mandiri. Selain itu, akses terhadap layanan keuangan juga perlu ditingkatkan melalui keberadaan ATM berbasis suara serta aplikasi perbankan yang mendukung pembaca layar.
Di sisi lain, komunitas Tuli memerlukan sistem komunikasi yang dapat menjamin mereka menerima informasi secara jelas dan tepat. Layanan publik seperti rumah sakit, kantor pemerintahan, hingga layanan darurat harus menyediakan juru bahasa isyarat. Untuk meningkatkan efisiensi, pemerintah maupun swasta bisa menyediakan layanan pemesanan juru bahasa isyarat secara on-demand, teknologi voice-to-motion, serta layar informasi digital yang menampilkan bahasa isyarat. Bahkan di platform digital, seharusnya tersedia fitur penerjemah bahasa isyarat agar konten lebih mudah diakses oleh penyandang disabilitas pendengaran. Inovasi seperti yang dihadirkan oleh Hear Me, penerjemah animasi Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) dalam mewujudkan contoh bagaimana teknologi bisa membantu memperkuat inklusivitas.
Bagi penyandang disabilitas fisik, tantangan terbesar adalah akses ke infrastruktur yang ramah kursi roda. Gedung-gedung publik, sekolah, serta tempat kerja harus memiliki jalur landai yang aman, lift dengan tombol pada ketinggian yang dapat dijangkau, dan toilet khusus dengan desain aksesibilitas. Di sektor transportasi, kendaraan umum seperti bus perlu dilengkapi dengan platform yang bisa diturunkan, serta halte yang memiliki akses ramah disabilitas.
Upaya untuk menciptakan lingkungan inklusif bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan peran aktif dari sektor swasta dan masyarakat. Partisipasi semua pihak sangat penting agar penyandang disabilitas bisa mendapatkan hak yang setara dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, pekerjaan, hingga layanan publik.
Dengan komitmen bersama, aksesibilitas tidak hanya menjadi standar pelayanan, tetapi juga wujud penghargaan terhadap keberagaman dan kesetaraan. Inklusi yang menyeluruh akan membuka jalan bagi masyarakat yang lebih adil, manusiawi, dan berkelanjutan bagi semua. (Restu)
Sumber: Press Release dari Hear Me
Video Terbaru




MOST VIEWED




