Hiburan

Makan Larut Malam Bisa Picu Obesitas, Mitos atau Fakta?

Bukan hanya asumsi, ternyata kebiasaan makan larut malam bisa meningkatkan risiko obesitas.

KamiBijak.com, Hiburan  - Makan larut malam sering kali dianggap sebagai kebiasaan yang kurang sehat, apalagi untuk mereka yang sedang diet. Namun, apakah makan terlalu malam benar bisa memicu kenaikan berat badan bahkan berpotensi menyebabkan obesitas?

Mengutip dari website Harvard Medical News, studi yang dipublikasikan jurnal Cell Metabolism (2022), mengungkapkan bahwa makan di waktu yang sudah terbilang larut malam bisa mengganggu hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang serta bisa memperlambat pembakaran energi. Jika hal ini terus berlangsung dalam jangka waktu panjang, kondisi ini bisa membuat berat badan naik seiring waktu.

Para peneliti juga menemukan fakta bahwa makan lebih malam membuat tubuh membakar kalori lebih lambat. Dalam studi ini, gen pada jaringan lemak menunjukkan respons yang mendorong tubuh untuk menyimpan lebih banyak lemak (adipogenesis).

Selain itu, proses pemecahan lemak (lipolisis) juga akan melemah atau menurun. Padahal, lipolisis penting untuk membantu tubuh dalam mengurangi cadangan lemak yang berlebih. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka risiko peningkatan berat badan juga akan semakin besar.

Nina Vujović, salah seorang penulis studi ini, membuat kesimpulan dimana makan lebih larut dengan hanya memundurkan waktu makan sekitar empat jam dari biasanya bisa memberikan dampak signifikan terhadap perubahan regulasi nafsu makan yang bisa meningkatkan risiko obesitas.

“Dan kami menemukan bahwa makan empat jam kemudian membuat perbedaan yang signifikan pada tingkat rasa lapar kita, cara kita membakar kalori setelah makan, dan cara kita menyimpan lemak,” papar Nina.

Peneliti dalam studi ini juga secara sengaja mengontrol berbagai faktor penting seperti jumlah kalori yang dikonsumsi, aktivitas fisik, durasi tidur, serta paparan cahaya. Tujuannya untuk memastikan bahwa satu-satunya variabel yang berbeda antar kelompok hanyalah waktu makan.

Dengan demikian, hasil penelitian akan benar-benar merefleksikan dampak langsung dari waktu makan terhadap tubuh.

Dalam kehidupan sehari-hari, waktu makan tidak bisa dilihat secara terpisah. Frank AJL Scheer, salah satu penulis juga dalam studi ini, menekankan bahwa kebiasaan makan larut malam juga dapat memengaruhi kualitas tidur, pola aktivitas harian, bahkan sampai seberapa banyak makanan yang dikonsumsi.

Sehingga meskipun studi ini menunjukkan adanya kaitan kuat antara kondisi makan larut malam dan peningkatan risiko obesitas, efek sebenarnya di dunia nyata bisa jauh lebih kompleks karena banyaknya faktor yang saling berkaitan.

“Dalam studi berskala besar, di mana pengendalian ketat atas semua faktor ini tidak memungkinkan, kita setidaknya harus mempertimbangkan bagaimana perilaku dan faktor lingkungan lain bisa memengaruhi jalur biologis yang mendasari risiko obesitas,” ucap Frank. (Irene)

Sumber : kumparan.com