
Perjuangan Mahasiswa Disabilitas UNJ Raih Gelar Sarjana di Tengah Tantangan
Dua mahasiswa disabilitas UNJ, Rovan Januariza dan Rohmat Nurhadi, berhasil meraih gelar sarjana.
KamiBijak.com, Hiburan - Bagi mahasiswa penyandang disabilitas, perjalanan di dunia perkuliahan tak hanya soal menghadapi tugas akademik. Aksesibilitas sarana dan prasarana, kemudahan mengakses materi, hingga ketersediaan pendampingan juga menjadi tantangan besar yang harus dihadapi. Tanggung jawab perguruan tinggi adalah memastikan semua mahasiswanya, termasuk penyandang disabilitas, mendapatkan lingkungan belajar yang setara dan inklusif. Di sisi lain, mahasiswa disabilitas pun dituntut untuk berjuang keras menghadapi hambatan yang ada.
Semangat tersebut tercermin dari kisah dua mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rovan Januariza dan Rohmat Nurhadi. Rovan, penyandang low vision, dan Rohmat, penyandang disabilitas netra total, membuktikan ketangguhan mereka dengan sukses menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH). Keduanya resmi diwisuda pada Rabu, 23 April 2025.
Dalam perjalanan akademiknya, Rovan menyebut tantangan terbesar berasal dari aspek lingkungan dan komunikasi. Menurutnya, komunikasi efektif adalah kunci terciptanya pendidikan inklusif yang ramah bagi mahasiswa disabilitas. Ia merasa terbantu oleh keberadaan Relawan Disabilitas (Redis) UNJ dan berbagai fasilitas kampus yang mendukung kemandirian mahasiswa disabilitas.
"UNJ adalah kampus yang mendukung inklusivitas. Kehadiran Redis dan fasilitas ramah disabilitas sangat membantu saya," ungkap Rovan usai acara wisuda.
Rovan juga mengapresiasi penggunaan bahan ajar digital yang kompatibel dengan screen reader, memungkinkan dirinya belajar secara mandiri tanpa selalu bergantung pada teman. Ia mengenang banyak momen berkesan bersama teman-temannya, mulai dari tawa hingga dukungan dalam menghadapi kesulitan. Ke depan, Rovan berharap kampus menambah guiding block (ubin pemandu) dan toilet khusus disabilitas di setiap fakultas demi meningkatkan aksesibilitas.
Sementara itu, Rohmat mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian akademiknya. "Alhamdulillah, saya bangga dan bahagia. Meski berat, gelar ini adalah awal dari tanggung jawab baru," tuturnya.
Rohmat, yang sempat menghadapi kesulitan selama pandemi karena sifat pendiamnya, berhasil mengatasinya berkat dukungan dosen, sahabat, teman, dan keluarganya.
Rohmat bercita-cita menjadi guru dan ingin melanjutkan studi di bidang komputer. Ia juga menekankan peran penting Redis UNJ dalam mendampingi perjalanan akademiknya, mulai dari awal masuk hingga wisuda.
Melalui pengalaman mereka, Rovan dan Rohmat memberikan pesan penuh semangat kepada seluruh mahasiswa penyandang disabilitas: untuk tidak menyerah, berani bertanya, dan terus mengejar impian lewat jalur pendidikan. (Restu)
Sumber : Liputan6
Video Terbaru




MOST VIEWED




