Berita

Proyek Lebak Bulus-Serpong Jadi Pembuka MRT Jakarta Menuju Era Baru

MRT Jakarta sedang menjajaki kemungkinan pembangunan jalur dari Lebak Bulus ke Serpong.

KamiBijak.com, Berita  - MRT Jakarta sedang mencoba adanya kemungkinan pembangunan jalur baru dari Lebak Bulus ke Serpong. Rencananya, proyek ini akan sepenuhnya didanai oleh swasta dan jadi bagian yang tidak lagi bergantung pada anggaran pemerintah.

“Kami tidak ingin melulu (bergantung pada pembiayaan pemerintah). Kami menantang diri kami sendiri untuk bisa, misalnya, apakah bisa (pembiayaan) dengan swasta 100 persen,” ungkap Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta, Farchad Mahfud, Kamis (7/8).

Ia mengungkapkan bahwa perusahaan saat ini telah menandatangani MoU dengan Sinar Mas Land. Nota kesepahaman ini bertujuan untuk melakukan studi kelayakan menunjukkan hasil positif, skema ini dinilai bisa mempercepat pembangunan proyek.

Farchad memaparkan, pemerintah memiliki keterbatasan anggaran, padahal kebutuhan akan transportasi publik berkualitas sangatlah tinggi. Oleh sebab itu, skema pembiayaan yang inovatif menjadi kunci. Selain pembiayaan swasta, MRT juga mempertimbangkan untuk membuat skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Untuk bisa mewujudkan ambisi ini, MRT Jakarta melakukan beberapa strategi. Pertama, berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah untuk mendapatkan dukungan. Kedua, melakukan asesmen internal berdasarkan pengalaman operasional dan pembangunan sebelumnya. Tujuannya adalah agar proyek ini dapat selesai dengan cepat, efisien, dan mengurangi kontribusi pemerintah dalam pembiayaan.

Adapun skema yang dibuat untuk pembiayaan MRT Fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran HI) dan Fase 2A (Bundaran HI-Kota) masih menggunakan dana pinjaman yang didapat dari Japan International Cooperation Agency (JICA). Pinjaman ini ditanggung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemerintah pusat, sedangkan MRT Jakarta hanya bertindak sebagai pelaksana proyek.

Sejauh ini, pendapatan MRT Jakarta masih ditopang oleh subsidi dari pemerintah, tetapi perusahaan akan terus berupaya untuk memaksimalkan pendapatan non-tiket, seperti dari iklan dan pengembangan properti. Dengan skema bisnis yang dijalankan saat ini, subsidi yang diberikan oleh pemerintah secara perlahan sudah bisa mulai dikurangi.

“Alhamdulillah dengan skema bisnis yang MRT jalankan saat ini sudah bisa pelan-pelan mengurangi subsidi yang diberikan oleh pemerintah,” ucap Ahmad. (Irene)

Sumber: merahputih.com