Hiburan

Kurangnya Kedekatan Orang Tua Bisa Picu Anak Bertindak Kriminal, Mitos atau Fakta?

Ketika relasi antara orang tua dan anak tidak terjalin baik, hal itu bisa memicu anak untuk melakukan tindakan kriminal.

KamiBijak.com, Hiburan - Seorang psikolog anak dan keluarga lulusan dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Sani B. Hermawan menyampaikan bahwasanya kurangnya kedekatan atau relasi yang tidak baik antara orang tua dan anak bisa  menjadi faktor penyebab anak terjerumus untuk melakukan tindakan kriminal.

“Sebenarnya anak itu kan lagi belajar dari apa yang dia lihat, ketahui, tonton. Kemudian belajar dari nilai arahan orang tua,” ucap Sani, ketika dihubungi tim Antara di Jakarta, Senin.

Psikolog yang juga menjabat sebagai Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani itu juga mengatakan terkadang anak masih belum bisa punya nalar untuk memilih yang benar sehingga sangat besar kemungkinan untuk terpengaruh lingkungan.

Hal ini didasari oleh prinsip yang ditanamkan dari keluarga juga kurang dari kedekatan, komunikasi, keterbukaan dengan anak.

“Kurangnya kegiatan bersama anak, sehingga nilai baik yang diajarkan orang tua tidak sampai ke anak. Bahkan anak lebih menyerap nilai-nilai yang dianut lingkungan yang salah dari yang dia tonton atau dari pengaruh orang,” ungkapnya.

Anak yang kurang mendapat nilai dari keluarga biasanya juga akan memengaruhi dalam bagaimana ia mengatur regulasi emosinya saat menghadapi keinginan yang belum terpenuhi, akibatnya mereka bisa bertindak agresif atau bahkan sampai melakukan kekerasan.

“Jadi anak-anak misalnya dia mau menginginkan sesuatu tapi tidak tahu caranya bisa juga dia melakukan hal yang salah atau tadi mengontrol emosi gagal. Kemudian dia melakukan kekerasan termasuk kita sebut dengan kriminal,” jelasnya.

Sani menekankan agar orang  tua dan keluarga perlu turun tangan dalam hal pendidikan pada anak remaja. Dengan adanya pendekatan secara spiritual dan aspek psikologis sebagai langkah preventif agar anak tidak terjerumus ke dunia yang penuh kejahatan.

Orang tua juga disarankan untuk bisa bekerja sama dengan guru, mendekati lingkungan anak, hingga memahami lebih baik apa yang sedang terjadi pada anak.

“Kalau kita tahu apa yang terjadi pada anak dan kita bisa paham, rasanya mudah-mudahan juga anak bisa terhindar dari bahaya atau dari kenekatan dia melakukan kejahatan,” tuturnya. (Irene)

Sumber : antaranews.com