
Dukung Inklusivitas, Pegadaian Beri Pelatihan Ekonomi untuk Masyarakat Rentan
Pegadaian menyalurkan bantuan alat produksi seperti mesin jahit dan mesin bross sebagai bentuk dukungan nyata terhadap keberlangsungan usaha komunitas
KamiBijak.com, Berita - PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding Ultra Mikro BRI Group, turut mendukung pemberdayaan kelompok rentan melalui pemberian pelatihan keterampilan membatik dan pemasaran digital bagi 50 orang penyandang disabilitas di Bantul, Yogyakarta, pada Senin, 7 Juli 2025.
Kegiatan yang berlangsung di Markas Komunitas Difabelzone Yogyakarta Bajang, Wijirejo, Pandak, itu merupakan sebagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
“Harapannya melalui kegiatan ini kelompok difabel akan mendapatkan peluang ekonomi digital, serta menciptakan mata pencaharian berkelanjutan,” kata Deputi Bisnis PT Pegadaian Area Yogyakarta, Mushonif.
Menurut pandangannya, kegiatan ini tidak hanya berlaku untuk meningkatkan keterampilan teknis dari para peserta, tetapi juga membangun pemahaman secara menyeluruh tentang manajemen usaha, promosi produk, serta literasi keuangan.
“Kami juga memberikan edukasi agar hasil keuntungan yang didapatkan bisa ditabung atau dialihkan pada investasi, khususnya instrumen emas. Kami sangat berharap agar kedepan tidak ada lagi keluarga yang hidupnya tidak sejahtera.”
Melalui pendekatan komprehensif ini, diharapkan kedepannya dapat menciptakan mata pencaharian berkelanjutan sekaligus bisa memperluas akses kelompok difabel terhadap peluang ekonomi digital.
Pegadaian juga ikut menyalurkan bantuan alat produksi seperti mesin jahit dan mesin bross sebagai bentuk dukungan yang begitu nyata terhadap keberlangsungan usaha komunitas. Bantuan ini diberikan secara bertahap, sejalan dengan progres pendampingan dan kebutuhan dari usaha komunitas tersebut.
“Ini bantuan alat penunjang usaha yang kami berikan kepada Komunitas Difabelzone. Bantuan yang diberikan kami salurkan secara bertahap dalam bentuk kegiatan TJSL,” ucap Mushonif.
Pelatihan ini juga menjadi sebuah upaya pelestarian nilai budaya lokal melalui batik, sekaligus menjadikannya sebagai sumber ekonomi kreatif yang inklusif. Dengan mengkombinasikan kearifan lokal dan pemanfaatan digital, peserta juga diharapkan mampu bersaing di pasar yang lebih luas nantinya baik secara daring maupun luring.
Pemimpin PT Pegadaian Kanwil XI Semarang, Edy Purwanto, mengatakan bahwa kegiatan ini juga mencerminkan orientasi sosial Pegadaian yang berpihak pada kelompok marginal, khususnya kaum disabilitas. “Perusahaan tidak selalu mengutamakan bisnis semata, tetapi juga berupaya memberikan kemanfaatan kepada masyarakat luas.”
Program ini juga mendukung beberapa capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), antara lain SDG 4, yakni Pendidikan Berkualitas, melalui pelatihan vokasional disabilitas; SDG 8, yakni Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, dengan membuka akses produktif dan pasar; SDG yakni 10: Mengurangi Ketimpangan, melalui pemberdayaan kelompok marginal; SDG 12, yakni Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, dengan mendorong produksi lokal berkelanjutan; dan terakhir SDG 17, yakni Kemitraan untuk Tujuan, melalui kolaborasi antar entitas BUMN dalam satu holding.
PT Pegadaian juga terus menegaskan bahwa inklusi ekonomi harus dimulai dari komunitas yang paling rentan. Dengan memberikan pelatihan, pendampingan, dan bantuan usaha, PT Pegadaian berharap kaum disabilitas tidak hanya mampu bertahan secara ekonomi, tapi juga tumbuh sebagai pelaku usaha yang mandiri, percaya diri, dan memiliki daya saing. (Irene)
Sumber : tempo.co
Video Terbaru




MOST VIEWED




