
Asal Usul Kode Bandara: Dari Sejarah, Arti, hingga Fakta Uniknya
Simak sejarah, proses penamaan, dan fakta unik di balik kode tiga huruf yang digunakan di seluruh dunia.
KamiBijak.com, Travel - Saat bepergian dengan pesawat, Anda pasti pernah melihat tiga huruf yang muncul di tiket, bagasi, maupun layar informasi di bandara. Ya, itulah kode bandara, penanda identitas setiap bandara di dunia. Misalnya, Bandara Internasional Soekarno-Hatta menggunakan kode CGK, merujuk pada lokasinya di Cengkareng. Sementara itu, Bandara Internasional Los Angeles dikenal dengan kode LAX.
Meskipun beberapa kode mudah ditebak, banyak juga yang tampak acak dan sulit dipahami. Lalu, bagaimana kode-kode ini ditentukan, dan siapa yang berwenang menetapkannya?
Fakta tentang Kode Bandara. (Foto : Dok X/Perhubungan Udara)
Menurut Reader's Digest, penamaan kode bandara merupakan tanggung jawab International Air Transport Association (IATA), lembaga penerbangan sipil internasional. Proses penentuan kode ini memiliki sejarah panjang, dimulai sejak era awal penerbangan komersial.
Pada 1930-an, sistem kode bandara masih menggunakan dua huruf, mengacu pada sistem dari National Weather Service Amerika Serikat. Namun, seiring dengan meningkatnya jumlah bandara pasca-Perang Dunia II, kombinasi dua huruf tidak lagi mencukupi. Maka, pada tahun 1947, sistem kode diperluas menjadi tiga huruf, menghasilkan 17.576 kemungkinan kombinasi.
Contohnya adalah LAX. Kode aslinya hanyalah "LA", namun setelah perubahan sistem, huruf "X" ditambahkan sebagai pengisi tanpa makna khusus. Perubahan ini membuat sistem penamaan menjadi lebih fleksibel dan mencakup lebih banyak lokasi.
Pada 1960-an, maskapai komersial meminta IATA untuk menyusun sistem yang lebih terstandar. Sejak saat itu, IATA resmi mengatur dan mengesahkan kode bandara secara global. Pihak pengelola bandara harus mengajukan kombinasi kode tiga huruf yang merepresentasikan nama atau lokasi bandara tersebut. Jika kombinasi utama telah digunakan, mereka wajib menyediakan alternatif.
Kode bandara sangat jarang diubah, kecuali dalam situasi khusus. Salah satu contoh langka adalah ketika Idlewild Airport di New York mengubah kodenya dari IDL menjadi JFK, sebagai penghormatan kepada Presiden John F. Kennedy.
Tidak semua kode bandara mudah ditebak. Misalnya, MCO diambil dari nama lama Bandara Internasional Orlando, yaitu McCoy Air Force Base. Atau OGG di Maui, Hawaii, yang diambil dari nama pilot veteran, Jim Hogg.
Beberapa kode bahkan menimbulkan senyum karena maknanya dalam bahasa lain, seperti LOL (Lovelock, Nevada), OMG (Omega, Namibia), dan POO (Pocos de Caldas, Brasil).
Selain bandara, IATA juga menetapkan kode untuk stasiun kereta dan terminal bus demi mendukung sistem tiket terpadu antar moda transportasi.
Singkatnya, di balik tiga huruf yang tampak sederhana itu, tersembunyi sejarah panjang, kebijakan internasional, dan kadang, kisah unik yang membuat perjalanan udara semakin menarik. (Restu)
Sumber : Kumparan
Video Terbaru




MOST VIEWED




