KabarBijak

Angkie Beri Tanggapan Pada Kasus Penganiayaan Anak Disabilitas

Angkie Yudistia memberikan tanggapan dan saran penting terhadap kasus penganiayaan anak disabilitas.

965  views

Kamibijak.com, Infosiana – Anak kecil berusia 4 tahun dengan berinisial R telah meninggal dunia akibat penganiayaan yang dilakukan orang tua. Keluarga tersebut berasal dari Tangerang Selatan, di mana ayah tiri (D) dan ibu (AZ), yang diduga bahwa mereka merasa kesal terhadap R yang belum dapat berbicara atau speech delay, menyiksanya selama tiga minggu hingga terluka dan patah tulang yang kemudian bocah laki-laki tersebut menghembuskan nafas terakhir.

Angkie Yudistia, Staf Presiden Bidang Sosial, yang hadir ke Emtek Group, Jakarta Selatan pun sempat berkomentar memberikan tanggapan tentang kasus itu. Angkie merasa marah hingga mengutuk keras perbuatan orang tua R.

Enggak habis pikir, karena banyak banget orang tua pejuang garis biru yang pengen punya anak tapi susah,” ujar Angkie, Rabu 13 Juli 2023 lalu.

 Angkie yang adalah seorang Tuli pun tersadar bahwa sebagai penyandang disabilitas waktu masa kecil tentu sulit mengutarakan apa saja.

Jadi yang kita perlukan adalah orang tua itu menerima kita apa adanya. Bukankah orang tua yang dititipi anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah orang tua pilihan, orang tua yang diajarkan kesabaran luar biasa, orang tua yang harus melewati susahnya merawat ABK,” ujarnya. 

Bercermin pada kasus R, Angkie mengingatkan betapa perlunya literasi disabilitas yang sebaiknya lebih digencarkan dan dimaksimalkan. “Orang tua sudah saatnya untuk pendampingan, agar mereka lebih mengerti dan memahami bahwa anak disabilitas itu bukan aib, anak disabilitas itu bukan sesuatu yang memalukan, bukan yang harus dikurung di rumah, ditutupi. Tapi bagaimana bisa dikembangkan secara karakteristiknya, potensinya, di balik kekurangan pasti ada kelebihan. Nah itu yang orang tua harus lihat,” jelasnya.

Lebih lanjut, ibu dua anak ini menyampaikan bahwa literasi disabilitas perlu diberikan kepada calon orang tua sejak dini, sebelum anaknya lahir.

“Dari lahir itu juga bisa mengetahui anak menyandang disabilitas apa. Contohnya, ada potensi anak tidak bisa dengar itu kan ada pemeriksaan dini. Ini adalah bentuk komunikasi aktif kepada orangtua terkait kondisi anak yang sesungguhnya,” tutup Angkie. (Restu)

Sumber: liputan6.com 

 
Jangan lupa subscribe, tinggal komentar, dan share.
KamiBijakID Channel: http://bit.ly/KamiBijakIDChannel
 
Follow kami juga di sini: 
 
 
Terima kasih sudah menonton.
 
Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.