Teman Disabilitas SLB Negeri Cicendo Kota Bandung Sulap Sampah Kertas Jadi Karya
Kreasi di tengah darurat sampah dari teman Disabilitas Bandung, daur ulang sampah jadi karya.
Kamibijak.com, Hiburan – Teman disabilitas SLBN cicendo kota Bandung memiliki cara tersendiri untuk tetap berkreasi di tengah darurat sampah di wilayah Bandung Raya. Yaitu dengan memanfaatkan sampah berupa kertas, Cemara Paper dapat menyulap sampah tersebut menjadi sebuah karya bernilai jual.
Pemerintah Kota Bandung menetapkan masa darurat sampah di Kota Bandung diperpanjang hingga 25 Oktober 2023. Pasalnya, masa darurat penanganan sampah di Kota Bandung habis pada 25 September 2023 lalu akibat kebakaran yang melanda tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Sarimukti di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat.
Ketua Kelompok Disabilitas Daur Ulang Cemara Paper, Asti Gustiasih mengatakan bahwa pihaknya telah memanfaatkan berupa kertas sejak tahun 2018. Setelah lima tahun berdiri, Cemara Paper telah membuat berbagai kerajinan, di antaranya kipas, amplop, dan sebagainya. Kerajinan tersebut diproduksi oleh para siswa SLB Cicendo. “Ada kipas, payung, amplop, map yang sudah dipesan. Kemudian box tisu, buku agenda tahunan, block note, tas cinderamata, dan banyak lagi,” ujar Asti.
Cover buku dibanderol dengan harga Rp 35-70 ribu, tergantung model dan ukuran. Cover buku yang diproduksi berasal dari pelepah pisang dan dihiasi dengan bunga-bunga asli. Sama halnya dengan tas cinderamata menggunakan pelepah pisang dan dijual dengan harga Rp 75 ribu.
Asti mengatakan untuk covernya pakai pelepah pisang, kalau untuk pewarna kita masih memakai pewarna sintetis.
Di balik karya yang menarik, proses yang dilalui pun cukup sulit dan membutuhkan waktu beberapa hari hanya untuk pembuatan kertas.
“Butuh waktu kurang lebih dua sampai tiga hari untuk pembuatan kertas saja,” ucapnya.
Pada saat pandemi, terbatasnya interaksi membuat kegiatan terkendala. Asti mengungkapkan tidak ada kegiatan sama sekali yang mereka lakukan.
“Saat pandemi kita sama sekali tidak ada kegiatan. Jangankan untuk bekerja, tatap muka saja tidak boleh. Kita tidak pernah berkumpul dengan teman-teman,” ucapnya.
Sebelum bertempat di SLB (Sekolah Luar Biasa), program ini dulunya berlokasi di Jalan Cemara.
“Tahun 2018 kita bertempat di Jalan Cemara, 2021 kita pindah ke SLB. Sampai saat ini kita berkarya dan bekerja, itu dilakukan di SLB,” kata Asti.
Pada pembuatan karya daur ulang kertas, tentunya membutuhkan stok kertas yang banyak. Kertas-kertas yang diperoleh berasal dari Biofarma dan mahasiswa Institut Teknologi Nasional Bandung (Itenas).
“Alhamdulillah kita di supply dari Biofarma. Dari mahasiswa Itenas juga mengirim,” ujar Asti.
Dari sekian banyak karya yang telah diproduksi, terdapat beberapa karya yang terkenal dan sudah sampai ke mancanegara, yaitu payung dan kipas Jepang.
Untuk menghasilkan karya yang lebih indah, Pihak Cemara Paper berkolaborasi dengan pelukis dalam memproduksi payung.
“Payung dan kipas Jepang sudah terkenal. Kalau kipas sudah sampai ke Amerika, untuk payung mojang dengan ciri khas bunga patrakomala sudah sampai ke Australia,” ucapnya.
Tak hanya payung dan kipas, buku agenda dan block note juga menjadi karya yang cukup laris di kalangan masyarakat.
Selain menghasilkan karya-karya, tentunya Cemara Paper mengikuti banyak kompetensi, salah satunya pameran Jambornas dan berhasil meraih penghargaan.
“Pada September 2022, saya mengikuti pameran Jambornas di Universitas Budi Luhur. Waktu itu pameran nasional dan Alhamdulillah Cemara Paper mendapat peringkat satu,” tuturnya.
Dengan semakin dikenalnya dikalangan masyarakat, Asti berharap semoga Cemara Paper dapat terus berkarya menghasilkan produk-produk berkualitas.
“Saya berharap semoga Cemara Paper terus berkarya dan menambah wawasan yang lebih luas, bertambah lagi orang-orang yang lebih peduli untuk bisa membeli produk kami,” tuturnya. (Rafly/MG)
Sumber: ayobandung.com