
Benarkah Air Fryer Bisa Sebabkan Kanker? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Air fryer dianggap sebagai alat masak yang lebih sehat karena tanpa minyak.
KamiBijak.com, Kuliner - Air fryer kini menjadi peralatan dapur favorit di banyak rumah tangga karena kemampuannya menggoreng makanan tanpa minyak. Alat ini dianggap sebagai pilihan yang lebih sehat dibandingkan metode menggoreng tradisional yang menggunakan banyak minyak. Namun, beredar kekhawatiran bahwa memasak dengan air fryer bisa menyebabkan kanker. Benarkah klaim ini?
Air fryer bekerja dengan memanaskan udara hingga suhu tinggi, sekitar 200 derajat Celsius, lalu mengedarkannya di dalam alat untuk mematangkan makanan. Teknologi ini memungkinkan makanan menjadi renyah seperti digoreng, meski hanya menggunakan sedikit atau tanpa minyak sama sekali.
Meski begitu, beberapa pihak mengkhawatirkan bahwa air fryer bisa menghasilkan senyawa berbahaya seperti akrilamida. Akrilamida adalah senyawa kimia yang terbentuk ketika makanan tinggi pati dimasak pada suhu tinggi, termasuk saat digoreng, dipanggang, atau dibakar. Senyawa ini bersifat potensial karsinogenik, yakni bisa meningkatkan risiko kanker jika dikonsumsi dalam jumlah besar dan dalam jangka panjang.
Namun, menurut laporan dari Very Well Health, penggunaan air fryer tidak secara langsung menyebabkan kanker. Justru, dibandingkan teknik menggoreng dalam minyak yang banyak (deep frying), kadar akrilamida yang dihasilkan air fryer cenderung lebih rendah. Ini berarti air fryer bisa menjadi alternatif yang lebih aman dan sehat.
Manfaat lain dari penggunaan air fryer adalah penurunan risiko penyakit yang berhubungan dengan konsumsi makanan berminyak. Sebuah analisis dari 19 studi pada tahun 2021 menemukan bahwa konsumsi makanan yang digoreng berlebihan meningkatkan risiko penyakit arteri koroner hingga 22%, gagal jantung 37%, dan stroke 37%.
Selain itu, air fryer juga bisa membantu dalam pengendalian berat badan. Dalam sebuah tinjauan tahun 2015 yang dimuat di jurnal Nutrients, disebutkan bahwa mengonsumsi makanan gorengan lebih dari empat kali seminggu meningkatkan risiko obesitas sebesar 37% dibandingkan mereka yang hanya mengonsumsinya dua kali atau kurang.
Sebagai perbandingan, kentang goreng berukuran sedang (100 gram) yang dimasak secara tradisional mengandung 2,7 gram lemak jenuh dan 274 kalori. Sedangkan kentang yang dimasak dengan air fryer mengandung hingga 75% lebih sedikit lemak jenuh, menurut studi yang dipublikasikan di Journal of Food Science tahun 2015.
Keuntungan lain dari air fryer adalah minimnya penggunaan minyak. Hanya diperlukan sedikit minyak untuk memasak, dan ini mengurangi risiko penggunaan minyak berulang. Menggoreng dengan minyak bekas telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker, termasuk kanker payudara, paru-paru, usus besar, dan prostat.
Kesimpulannya, air fryer bukanlah penyebab langsung kanker. Malah, penggunaannya yang lebih hemat minyak dapat membantu mengurangi berbagai risiko kesehatan jika dibandingkan dengan metode penggorengan konvensional. Meski begitu, penting tetap menjaga pola makan seimbang dan tidak terlalu sering mengonsumsi makanan olahan, apa pun metode memasaknya. (Restu)
Sumber : Detik
Video Terbaru




MOST VIEWED




