Berita

Mendorong Akses Kesehatan Gigi Inklusif bagi Penyandang Disabilitas Tuli-Buta

Seminar Kesehatan Gigi dan Mulut yang diadakan oleh Yayasan Pelita Indonesia ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan layanan pemeriksaan gigi gratis.

KamiBijak.com, Berita - Penyandang disabilitas Tuli-Buta menghadapi tantangan besar dalam mengakses informasi penting, termasuk di bidang kesehatan. Salah satu aspek yang sering terabaikan adalah kesehatan gigi dan mulut, padahal perawatan gigi yang baik sangat berpengaruh pada kualitas hidup secara keseluruhan. Menyadari urgensi ini, Yayasan Pelita Indonesia menyelenggarakan seminar bertajuk “Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut bagi Penyandang Disabilitas Tuli-Buta” sebagai bentuk komitmen terhadap layanan kesehatan yang lebih inklusif.

Kegiatan ini diselenggarakan pada Rabu, 11 Juni 2025, di lantai 2 Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta. Seminar ini diikuti oleh sekitar 30 peserta yang terdiri dari penyandang disabilitas Tuli-Buta, pendamping, serta juru bahasa sentuh dan isyarat. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memberikan edukasi dasar mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, meningkatkan kesadaran peserta terhadap perawatan kesehatan yang rutin, serta memberikan ruang diskusi yang inklusif antara tenaga medis dan peserta.

Yang membuat acara ini istimewa adalah pendekatan komunikasinya yang ramah disabilitas. Seluruh sesi dilakukan secara tatap muka, dilengkapi dengan media visual-taktil, juru bahasa isyarat, dan fasilitator Basendo (bahasa sentuh untuk Tuli-Buta). Hal ini memastikan semua peserta dapat mengakses informasi secara maksimal.

Acara dibuka oleh Yayasan Pelita Indonesia, dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh drg. Marceline dari Sehatara, seorang dokter gigi sekaligus praktisi layanan kesehatan inklusif. Materi yang disampaikan mencakup pengenalan tentang gigi dan gusi sehat, cara mencegah gigi berlubang dan gusi bengkak, serta panduan menjaga kebersihan gigi secara mandiri. Salah satu poin penting yang ditekankan adalah pentingnya menyikat gigi dua kali sehari, terutama sebelum tidur, serta mengganti sikat gigi secara berkala, terutama setelah mengalami infeksi.

Tidak hanya teori, seminar ini juga menyediakan layanan pemeriksaan gigi gratis untuk 10 peserta Tuli-Buta. Pemeriksaan ini dilakukan secara inklusif dan ramah, menjadi langkah nyata dalam menyediakan akses layanan kesehatan yang setara. Selain itu, sesi simulasi dan praktik perawatan gigi menggunakan alat peraga turut membantu peserta memahami cara merawat gigi secara mandiri.

Praktek Sikat Gigi dengan Cara yang Benar. (Foto : Dok KamiBijak)

 

Kegiatan ditutup dengan dokumentasi dan refleksi bersama. Melalui acara ini, Yayasan Pelita Indonesia berharap bisa mendorong perubahan nyata dalam layanan kesehatan, terutama dalam memperhatikan kebutuhan spesifik kelompok disabilitas ganda seperti Tuli-Buta.

Seminar ini membuktikan bahwa pendekatan inklusif bukan hanya memungkinkan, tapi juga sangat efektif. Edukasi yang ramah dan layanan yang mudah diakses menjadi kunci utama dalam meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas. Langkah kecil seperti ini diharapkan menjadi inspirasi untuk lebih banyak inisiatif serupa di masa depan. (Restu)

Sumber: Liputan per 11 Juni 2025.