Berita

KND Dorong Sekolah Rakyat Terbuka bagi Penyandang Disabilitas: Minimal 10% Kuota Inklusif

Komisi Nasional Disabilitas mendorong Sekolah Rakyat mengalokasikan minimal 10% kuota untuk siswa penyandang disabilitas.

KamiBijak.com, Berita - Komisi Nasional Disabilitas (KND) menyerukan agar Sekolah Rakyat mulai membuka ruang inklusif bagi anak-anak penyandang disabilitas. Komisioner KND, Jonna A. Damanik, menyampaikan bahwa pihaknya berharap Sekolah Rakyat dapat mengalokasikan sedikitnya 10 persen dari total kuota peserta didik untuk siswa berkebutuhan khusus dari berbagai ragam disabilitas.

“Harapan kami minimal 10 persen dari semua jenis disabilitas bisa diakomodasi dalam Sekolah Rakyat,” ungkap Jonna dalam keterangannya.

Menurut Jonna, sistem pendidikan nasional saat ini sebenarnya telah memiliki dua jalur utama untuk penyandang disabilitas, yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB) dan pendidikan inklusif. Namun, implementasi di lapangan masih dinilai belum optimal, sehingga keberadaan Sekolah Rakyat dapat menjadi peluang baru dalam menjembatani kebutuhan pendidikan bagi kelompok disabilitas.

Dengan konsep boarding school dan fokus pada pengentasan kemiskinan ekstrem, Sekolah Rakyat dinilai mampu memberikan dampak yang lebih luas. “Semoga Sekolah Rakyat ini bisa menjadi alat untuk mengentaskan kemiskinan sekaligus menyediakan akses pendidikan yang layak bagi teman-teman disabilitas,” jelasnya.

Sekolah Rakyat Diharapkan Inklusif Terhadap Kaum Disabilitas. (Foto : Dok kendalkab.go.id)

 

KND saat ini tengah menyusun pedoman khusus agar anak-anak penyandang disabilitas dapat diterima sebagai bagian dari peserta didik di Sekolah Rakyat. Panduan ini akan mencakup aspek aksesibilitas, infrastruktur, kurikulum, serta pendekatan non-infrastruktur yang sesuai dengan kebutuhan siswa disabilitas.

“Kami sedang menyiapkan brief panduan inklusif disabilitas untuk Sekolah Rakyat. Isinya meliputi sistem aksesibilitas, sarana fisik, hingga pendekatan kurikulum,” jelas Jonna.

Namun, kontribusi Sekolah Rakyat untuk penyandang disabilitas tak hanya sebatas sektor pendidikan. KND juga menekankan pentingnya pembentukan karakter melalui pendidikan, serta pemberdayaan ekonomi keluarga penyandang disabilitas. Hal ini sejalan dengan semangat utama Sekolah Rakyat untuk menciptakan perubahan sosial melalui pendidikan yang memberdayakan.

“Sekolah Rakyat bukan hanya memberi pendidikan, tapi juga karakter dan dukungan bagi keluarga. Anak belajar, keluarga dibantu. Ini yang membedakan,” tegasnya.

Lebih jauh, KND mendorong agar penyandang disabilitas juga dapat berperan sebagai tenaga pendidik atau pendamping dalam sistem Sekolah Rakyat. Banyak individu disabilitas yang telah berhasil menjadi guru, dan hal ini dinilai dapat menjadi bagian dari ekosistem pendidikan inklusif.

“Kami sedang melakukan asesmen hingga akhir Juni terkait kesiapan penyelenggara, infrastruktur, dan tenaga pendidik. Banyak penyandang disabilitas yang sudah menjadi guru atau pendamping. Tinggal sistem perekrutannya disiapkan,” tambah Jonna.

Sebagai penutup, ia menegaskan pentingnya memasukkan pendekatan personal assessment dalam kurikulum Sekolah Rakyat, agar seluruh proses pendidikan benar-benar menyentuh kebutuhan unik setiap peserta didik, termasuk yang menyandang disabilitas. (Restu)

Sumber: Detik