
TNI Pertimbangkan Rekrutmen Disabilitas sebagai Anggota Militer
TNI mempertimbangkan rekrutmen penyandang disabilitas, membuka peluang baru bagi mereka yang ingin mengabdi pada negara
KamiBijak.com, Infosiana - Tentara Nasional Indonesia (TNI) tengah mengkaji wacana penerimaan penyandang disabilitas sebagai anggota militer. Wacana ini muncul seiring meningkatnya kesadaran global akan pentingnya inklusivitas dalam sektor pertahanan serta sebagai bagian dari upaya pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas di berbagai bidang, termasuk militer. Beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Inggris telah lebih dulu mengadopsi kebijakan yang memungkinkan penyandang disabilitas untuk berkontribusi dalam sektor pertahanan melalui berbagai peran yang sesuai dengan kemampuan mereka.
Langkah ini membuka diskusi luas tentang inklusivitas dan kesempatan setara dalam institusi pertahanan negara, yang berpotensi mengarah pada perubahan kebijakan rekrutmen serta penyesuaian peran bagi penyandang disabilitas dalam struktur militer. Dalam artikel ini, kita akan membahas detail wacana tersebut, termasuk tantangan yang mungkin dihadapi dalam implementasinya, perbandingan dengan kebijakan militer negara lain, serta implikasi bagi masa depan TNI dalam menciptakan institusi yang lebih inklusif.
TNI Siapkan Kajian Rekrutmen Disabilitas
Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) tengah mengkaji kemungkinan perekrutan penyandang disabilitas untuk menjadi anggota militer. Wacana ini telah menarik perhatian berbagai pihak, termasuk organisasi disabilitas dan analis pertahanan, yang menilai bahwa kebijakan ini dapat menjadi langkah maju dalam menciptakan institusi militer yang lebih inklusif. Beberapa organisasi disabilitas menyambut baik inisiatif ini, namun mereka juga menyoroti pentingnya akomodasi yang memadai serta penyesuaian kebijakan agar dapat diterapkan secara efektif di lapangan.
Wacana ini disampaikan langsung oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subianto pada Jumat, 31 Januari 2025. Menurutnya, langkah ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh warga negara dalam mengabdi kepada bangsa dan negara.
"Kami akan membentuk pokja evaluasi untuk mengkaji apakah disabilitas dapat masuk ke TNI, tentu dengan mempertimbangkan tugas pokok yang sesuai," ujar Agus dalam konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap.
Meski demikian, Panglima TNI menegaskan bahwa terdapat persyaratan khusus bagi pelamar disabilitas yang ingin bergabung. Saat ini, TNI masih mengkaji posisi dan tugas yang memungkinkan bagi mereka dalam institusi militer.
Rekrutmen Disabilitas di Militer Negara Lain
Di tingkat global, beberapa negara telah lebih dahulu membuka kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk bergabung dalam militer. Salah satu contohnya adalah Amerika Serikat melalui Departemen Pertahanan (DOD), yang sejak lama telah menerima personel disabilitas ke dalam berbagai divisi militer.
Salah satu tokoh inspiratif adalah Christy Bowers-Brimmer, seorang penyandang disabilitas rungu yang bergabung dengan Army Civilian Career Management Activity di Washington Headquarter Service sejak 2021. Dalam perannya, ia berkontribusi dalam mengembangkan kebijakan keberagaman dan inklusi di lingkungan militer, serta menjadi advokat bagi personel disabilitas agar mendapatkan hak dan fasilitas yang layak dalam institusi pertahanan.
Dalam kesehariannya, Bowers-Brimmer menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi dan mendapat dukungan penuh dari juru bahasa isyarat yang disediakan oleh DOD. Pengalamannya menunjukkan bahwa inklusivitas dalam institusi militer dapat diwujudkan dengan kebijakan dan akomodasi yang tepat.
Kepolisian RI Sudah Memulai Langkah Inklusif
Selain TNI, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) telah lebih dulu membuka peluang bagi penyandang disabilitas untuk bergabung. Sejak 2024, setidaknya 18 personel kepolisian merupakan penyandang disabilitas. Kebijakan ini sejalan dengan Undang-Undang Penyandang Disabilitas Nomor 8 Tahun 2016 dan Peraturan Kapolri Nomor 10 Tahun 2016 yang mendukung inklusivitas dalam institusi negara.
Langkah Polri menjadi bukti bahwa penyandang disabilitas dapat berkontribusi secara profesional dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Salah satu personel disabilitas di Polri, Briptu Andi, menyatakan bahwa ia merasa dihargai dan didukung dalam pekerjaannya sebagai analis data.
"Saya mendapat pelatihan khusus dan dukungan penuh dari rekan-rekan, sehingga dapat menjalankan tugas dengan optimal," ujar Andi dalam wawancara dengan Divisi Humas Polri.
Pengalaman ini menunjukkan bahwa inklusivitas dalam institusi negara dapat diwujudkan dengan pendekatan yang tepat. Dengan adanya kajian dari TNI, diharapkan peluang bagi disabilitas di sektor militer juga dapat terbuka lebih luas.
Kesimpulan
Langkah TNI dalam mengkaji rekrutmen penyandang disabilitas merupakan upaya positif dalam menciptakan kesetaraan kesempatan bagi semua warga negara. Dengan studi mendalam dan evaluasi yang matang, diharapkan TNI dapat menyusun kebijakan yang memungkinkan penyandang disabilitas untuk berkontribusi dalam bidang yang sesuai dengan kemampuan mereka.
Jika kebijakan ini terealisasi, Indonesia akan semakin maju dalam mewujudkan inklusivitas di berbagai sektor, termasuk pertahanan dan keamanan negara. Namun, implementasi kebijakan ini juga menghadapi tantangan, seperti kebutuhan akan pelatihan khusus, penyesuaian infrastruktur, serta perubahan pola pikir di lingkungan militer agar lebih inklusif dan mendukung keberagaman. (Restu)
Sumber: tempo.co
Video Terbaru








MOST VIEWED




