KabarBijak

Sriyono, Guru PAUD Disabilitas Bangun Sekolah Inklusi Gratis

Meskipun Hidup sebagai Tuna Daksa, Sriyono berhasil membangun sekolah PAUD dengan tekad yang mantap dan sifat pantang menyerahnya...

4,341  views

KamiBijak.com, Infosiana. Disabilitas bukanlah alasan seseorang untuk menyerah dan tidak bisa meraih impiannya, hal ini dibuktikan oleh Sriyono (35) yang berhasil menjadi seorang guru meskipun pernah ditolak di berbagai sekolah.

Sebelumnya, Sriyono Abdul Qohar sempat menyerah saat hendak melamar ke berbagai sekolah yang ada di daerah Bola, Jawa Tengah setelah lulus D2 STAIM Blora di tahun 2005 silam.

Selama kurang lebih 4 tahun, dia telah melamar ke berbagai sekolah. Meskipun berbagai informasi lowongan guru didapatkannya dari rekan-rekannya, tetap saja penolakan selalu dia dapatkan karena kekurangan fisiknya yakni tunadaksa.

"Ditolak sebagai guru mungkin karena saya seorang cacat," ujar Sriyono yang merupakan seorang tunadaksa. "Padahal sekolah waktu itu saya tahu butuh guru," tambahnya.

Saat melamar di berbagai sekolah, banyak dari pihak sekolah menolak dengan alasan posisi guru sudah tidak ada. Meskipun ditolak di berbagai sekolah, dia tidak patah semangat.

Setelah gagal melamar menjadi guru, dia melanjutkan pendidikannya untuk mendapatkan gelar S1 STAIM Blora dan lulus di tahun 2009. Dia sempat terpikir dan memiliki tekad untuk mendirikan sekolah di tahun 2008.

Setelah mantap dengan tekadnya, dia kemudian mencari informasi pendirian sekolah PAUD dan Sriyono membuat sekolah PAUD di tahun ajaran 2008/ 2009. Pembuatan sekolah dilakukan dengan mengundang dan mengumpulkan orang tua di sekitar rumahnya yang memiliki anak-anak usia PAUD.

Sekolah PAUD yang didirikannya diberi nama PAUD Gembira Ria yang berlokasi di Desa Sendangmulyo, Kecamatan Ngawen, Blora.

"Alhamdulillah mereka peduli dan menyekolahkan anaknya pada waktu hanya berjumlah 23 anak kemudian mengajukan proposal ijin sekolah PAUD, tepat tgl 1 November 2009 sudah berijin dari Diknas Kabupaten Blora," ujarnya.

Konsep sekolah yang dijalankannya adalah sekolah inklusi gratis untuk anak-anak usia dini, sekolah ini berjalan hanya bermodalkan dana yang terbatas, semangat mengajar, perlengkapan mengajar yang seadanya, dan rekan-rekan yang ingin membantu mengajar.

Sriyono tidak memikirkan penghasilan selama mengajar di PAUD Gembira Ria, untuk itu dia bergabung di komunitas difabel untuk meningkatkan penghasilannya.

Selain itu, dia juga bekerja serabutan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari seperti tukang servis peralatan elektronik. Dia juga menyisihkan sebagian uang untuk membeli peralatan belajar untuk PAUD Gembira Ria bila terdapat sisa modal yang didapatkannya.

Sriyono terinspirasi menjadi seorang guru dari seorang pensiunan guru yang diminta untuk bersekolah hingga tingkat perguruan tinggi. Sriyono bersemangat untuk terus mengajar di PAUD Gembira Ria berkat semangat dari istrinya, Sriyono juga mengaku senang berinteraksi dengan anak-anak.

"Guru itu di benak saya adalah seorang yang sangat berjasa memberikan ilmu, dihormati murid, pemberi motivasi anak yang dikenang namanya sepanjang masa," ujar Sriyono dengan semangat.

Selama Sriyono mengajar, murid-murid yang dibinanya tergolong beragam. Bahkan dia mendapatkan anak murid difabel seperti tunarungu, hiperaktif, dan tuna wicara.

Berkat kegigihannya sebagai guru meskipun dengan kekurangan fisiknya yang telah mengabdi untuk dunia pendidikan di Indonesia selama 10 tahun terakhir, ia memperoleh penghargaan atas tekad baik yang telah dilakoninya. Sriyono bersama Tutik Isyani dari Boyolali mendapatkan penghargaan untuk kategori Penyandang Cacat Peduli PAUD pada Rabu (6/11/2019) lalu di Jakarta.

Penghargaan itu langsung diberikan oleh Muhammad Hasbi selaku Direktur Pembinaan PAUD. "Saya sangat bangga dan senang bisa memberikan kontribusi kepada Indonesia di dunia pendidikan PAUD terkhusus buat teman-teman disabilitas indonesia untuk tetap berkarya," ujar Sriyono.

Sumber:  https://edukasi.kompas.com/read/2019/11/11/10220561/kisah-inspiratif-sriyono-guru-paud-penyandang-disabilitas-dari-blora?page=all----

Link Gambar:

Gambar 1:

https://asset.kompas.com/crops/UqkR2ro14L_VNBrTuiQzzQRTW8k=/0x27:780x547/750x500/data/photo/2019/11/10/5dc7ec92b28fc.jpeg

Sumber: Kompas.com

----

Gambar 2:

https://asset.kompas.com/crops/WtKyQ5xsmAzHqRMUIK8irBvj_Dw=/0x96:1152x864/750x500/data/photo/2019/11/10/5dc7ec928210a.jpeg

Sumber: Kompas.com

Gambar 3:

https://asset.kompas.com/crops/cAZBIhQffMTNG460_3ImCgS2hF4=/0x0:1280x853/750x500/data/photo/2019/11/10/5dc7ec9268e94.jpeg

Sumber: Kompas.com

Gambar 4:

https://asset.kompas.com/crops/E-4hnbufUSIQUsMOwDSMMybIIIo=/0x96:1152x864/750x500/data/photo/2019/11/10/5dc7ec9299dad.jpeg

Sumber: Kompas.com

Gambar 5:

https://asset.kompas.com/crops/yV0m_qguG24Ohrh1paMyaItcjVA=/0x67:1152x835/750x500/data/photo/2019/11/10/5dc7ec92c9e40.jpeg

Sumber: Kompas.com

----

Jangan lupa subscribe, tinggal komentar dan share.
KamiBijakID Channel: http://bit.ly/KamiBijakIDChannel

Follow kami juga di sini:
Website:http://bit.ly/KamiBijakcom
Instagram: http://bit.ly/KamiBijakIDInstagram
Facebook: http://bit.ly/KamiBijakIDFacebook

Terima kasih sudah menonton, Like, Follow dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.