
MRT Bali: Solusi Transportasi Modern di Tengah Polemik Kemacetan dan Pariwisata
Gubernur Bali merancang pembangunan MRT dari Bandara Ngurah Rai ke kawasan wisata.
KamiBijak.com, Berita - Gubernur Bali, I Wayan Koster, mengumumkan rencana pembangunan sistem transportasi massal berbasis rel atau Mass Rapid Transit (MRT) yang akan menghubungkan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dengan sejumlah kawasan pariwisata utama di Bali. Langkah ini ditempuh sebagai upaya jangka panjang mengatasi persoalan kemacetan yang kian meresahkan di pulau dewata.
Untuk mewujudkan proyek ini, Koster menjalin kerja sama awal dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta guna mendapatkan pendampingan dan konsultasi teknis, mengingat pengalaman Jakarta dalam membangun MRT yang kini telah beroperasi dan dinilai cukup berhasil.
Namun, rencana ambisius tersebut mendapat respons beragam dari warga Bali. Salah satunya datang dari Ajeng Kartika Sari, seorang pengusaha di kawasan Canggu dan Tabanan. Menurutnya, kehadiran MRT dapat memberikan manfaat besar bagi pariwisata dan masyarakat jika dikelola dengan baik. Meski demikian, ia menekankan bahwa akar permasalahan kemacetan bukan hanya karena minimnya transportasi umum, tetapi juga karena tingginya angka kepemilikan kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor.
Penandatanganan dilakukan Gubernur Bali, Wayan Koster dan Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, bertempat di Jaya Sabha, Denpasar pada Jumat (13/6/2025). (Foto : Dok Diksi Merdeka)
Ajeng menyoroti maraknya kredit kendaraan bermotor tanpa agunan yang membuat masyarakat begitu mudah memiliki motor pribadi, bahkan tanpa uang muka. Hal ini membuat banyak warga enggan menggunakan transportasi umum yang sebenarnya sudah tersedia. “Contohnya bus kura-kura yang gratis itu. Jadwalnya sudah bagus dan tepat waktu, tapi tetap kosong. Karena orang lebih pilih naik motor sendiri,” ujarnya, Senin (23/6/2025).
Sementara itu, Mery, warga Denpasar, menyoroti dampak pembangunan MRT terhadap lalu lintas yang sudah padat. Ia mengingatkan agar proyek ini mempertimbangkan secara cermat alur lalu lintas yang ada, agar tidak memperburuk kemacetan, terutama di daerah tujuan wisata yang sudah padat kendaraan. “Kalau jalurnya lewat kawasan wisata, pasti akan terganggu. Harus benar-benar diperhitungkan,” ucap Mery.
Mery juga berharap MRT tidak hanya fokus pada wisatawan, tetapi juga bisa menjadi transportasi umum yang andal dan terjangkau bagi warga lokal. Menurutnya, sistem transportasi modern seharusnya menjangkau seluruh lapisan masyarakat, bukan semata-mata mendukung sektor pariwisata.
Menanggapi kekhawatiran tersebut, Gubernur Koster menegaskan bahwa pembangunan MRT merupakan solusi yang diperlukan Bali, mengingat terbatasnya ruang untuk pembangunan jalan baru. "Kami butuh MRT karena di Bali pembangunan jalan layang sangat sulit. Kiri-kanan jalan sudah penuh, tidak hanya rumah tapi juga pura dan bangunan adat lain," jelas Koster dalam pernyataannya di Denpasar, Jumat (13/6/2025).
Dengan berbagai tantangan dan harapan yang muncul, pembangunan MRT Bali menjadi isu strategis yang harus melibatkan perencanaan matang, keterlibatan masyarakat, serta keberpihakan pada kepentingan publik, tidak hanya sektor pariwisata. (Restu)
Sumber: Kompas
Video Terbaru




MOST VIEWED




