
Kenapa Hujan Masih Turun di Bulan Mei 2025? Ini Penjelasan BKMG
Penjelasan BKMG terkait pergantian musim yang harusnya sudah kemarau sejak April, namun masih hujan deras di bulan Mei 2025.
KamiBijak.com, Hiburan - Sebagian wilayah sempat diprediksi akan mulai memasuki musim kemarau sejak April hingga Juni 2025, namun pada kenyataannya hujan deras masih mengguyur sejumlah daerah sejak awal Mei.
Badan meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun memberikan penjelasan terkait fenomena tersebut.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramadhani, memberi penjelasan pasalnya bulan Mei masih merupakan masa peralihan musim atau biasa disebut musim pancaroba.
“Bulan Mei ini secara umum masih berada dalam masa peralihan musim dari hujan ke kemarau. Ditandai dengan cuaca panas pada pagi dan siang hari serta potensi hujan di sore atau malam hari,” jelas Andri, Rabu (14/5/2025).
BMKG mengungkap bahwa dinamika atmoster yang cukup kompleks menjadii salah satu pemicu hujan deras yang terjadi di periode ini. Salah satu faktor utamanya adalah ditandai dengan munculnya bibit siklon tropis 92S.
Keberadaan bibit siklon ini, yang berada terutama di sekitar perairan Jawa Tengah yang mulai terpantau sejak 2 Mei 2025, dapat memicu konvergensi atau pertemuan massa udara, yang pada gilirannya akan meningkatkan intensitas hujan di sejumlah pulau di Jawa. Kondisi ini tentunya juga berdampak pada peningkatan kecepatan angin dan gelombang laut dari Samudera Hindia Selatan Jawa hingga Bali.
Meskipun saat ini bibit siklin 92S tidak lagi terpantau aktif sejak 4 Mei 2025 pukul 07.00 WIB, BKMG juga mencatat ada pola tekanan rendah yang sebelum bisa terbilang cukup berkaitan dengan sistem itu dan masih bisa terdeteksi.
BMKG juga memastikan akan terus memantau perkembangan cuaca dan menganalisis potensi dampaknya dalam beberapa hari mendatang.
Meskipun saat ini bibit siklon 92S sudah tidak aktif lagi, BMKG tetap mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bendana hidrometeorologi. Bencana ini bisa saja terjadi akibat peningkatan intensitas hujan di musim kemarau, seperti banjir, angin puting beliung, angin kencang disertai petir, dan juga tanah longsor. (Irene)
Sumber : liputan6.com
Video Terbaru




MOST VIEWED




