
DPR Tegur Menpar soal Kematian Wisatawan di Rinjani
Komisi VII DPR RI menegur Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana terkait insiden tewasnya wisatawan Brasil di Gunung Rinjani.
KamiBijak.com, Berita - Anggota Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, melayangkan teguran keras kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Widiyanti Putri Wardhana, menyusul insiden tragis meninggalnya wisatawan asal Brasil, Juliana Marins, di Gunung Rinjani. Peristiwa ini memicu kekhawatiran akan lemahnya sistem keamanan dan evakuasi dalam sektor pariwisata alam di Indonesia.
Dalam rapat bersama DPR, anggota Komisi VII lainnya, Samuel Wattimena, lebih dulu menyuarakan keprihatinan terkait kecelakaan yang menimpa Juliana. Ia mempertanyakan mekanisme pengawasan dan keamanan di Gunung Rinjani, khususnya menyangkut kuota pendaki harian, kelayakan jasa pemandu, porter, serta kecepatan evakuasi darurat saat terjadi insiden.
“Apakah ada pembatasan jumlah pendaki per hari? Ini berkaitan dengan kasus Juliana Marins yang membawa dampak negatif terhadap citra pariwisata kita,” ucap Samuel. Ia juga menyinggung pemberitaan media yang menyebutkan bahwa korban masih terlihat hidup dari pantauan drone, namun tak segera mendapat pertolongan sehingga nyawanya tak tertolong.
Menpar Widiyanti Putri Wardhana dicecar anggota DPR RI terkait kasus warga Brasil, Juliana Marins, yang meninggal dunia usai terjatuh di Gunung Rinjani. (Foto : Dok Detik)
Menanggapi hal tersebut, Menpar Widiyanti menyampaikan bahwa pengelolaan kawasan Gunung Rinjani berada di bawah wewenang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Namun, ia menegaskan bahwa Kemenparekraf tetap melakukan koordinasi antar lembaga untuk merespons peristiwa ini.
“Gunung Rinjani merupakan bagian dari kawasan konservasi yang dikelola Kementerian Kehutanan. Segala perizinan dan operasional jasa wisata ada di bawah mereka. Tapi kami juga ikut terlibat, termasuk membentuk tim penanggulangan krisis,” ujar Widiyanti.
Pernyataan ini memicu tanggapan keras dari Saleh Partaonan Daulay. Ia menolak alasan saling lempar tanggung jawab antarkementerian dan mengingatkan bahwa wisata gunung tetap merupakan bagian dari sektor pariwisata.
"Bu Menteri, pemerintah itu satu. Jangan melempar ke Raja Juli Antoni di Kemenhut. Juliana itu sedang berwisata, bukan studi kehutanan. Maka soal keselamatan tetap bagian dari tanggung jawab Kemenpar,” tegas Saleh.
Ia juga mendorong agar antar kementerian bisa berkolaborasi lebih baik untuk meningkatkan keamanan destinasi wisata alam di Indonesia. “Jangan bikin bingung publik, tunjukkan bahwa pemerintah hadir dan bekerja bersama,” tambahnya.
Sebagai informasi, Juliana Marins terperosok ke jurang di Cemara Nunggal saat mendaki Gunung Rinjani pada 21 Juni. Ia bukan satu-satunya korban dalam rentang waktu Mei–Juni. Wisatawan asal Malaysia, Rennie Abdul Ghani, meninggal dunia setelah jatuh ke jurang saat menuruni jalur Torean. Seorang wisatawan lainnya, Nazli Bin Awang Ma'had, juga mengalami kecelakaan serupa namun berhasil diselamatkan meski mengalami luka di kepala.
Serangkaian insiden tersebut menegaskan pentingnya evaluasi total terhadap sistem keamanan dan tanggap darurat di destinasi wisata alam, termasuk jalur-jalur pendakian gunung yang kerap menjadi favorit wisatawan mancanegara. (Restu)
Sumber: Detik
Video Terbaru




MOST VIEWED




