
Anak Sering Melamun Bisa Jadi Pertanda Bahwa Emosional dan Kreativitasnya Sedang Berkembang
Berbeda dengan halusinasi, anak sering melamun justru bisa jadi tanda bahwa emosional dan kreativitasnya berkembang.
KamiBijak.com, Hiburan - Tidak sedikit orang tua yang mungkin sering merasa bingung atau bahkan sampai merasa khawatir ketika melihat anaknya sering melamun. Padahal, sering melamun tidak selalu berarti sesuatu yang buruk bagi anak. Dalam beberapa kasus, melamun justru bisa jadi tanda bahwa anak sedang memproses emosinya, berimajinasi, atau bahkan butuh waktu untuk menenangkan diri.
Mengutip dari Psychology Today, anak yang sering melamun biasanya dilabeli sebagai anak dengan gangguan kurang fokus atau bahkan pemalas. Padahal, melamun bisa jadi merupakan sebuah aktivitas normal yang mencerminkan kecenderungan imajinatif dan kesenangan.
Ada banyak penelitian yang membahas tentang hubungan antara kebiasaan melamun pada anak-anak dengan kreativitas, proses adaptasi, dan prestasi sekolah yang baik. Ada pula penelitian lain yang mengatakan bahwa anak-anak yang tidak punya cukup waktu untuk melamun atau mereka yang hanya mengisi waktu luangnya dengan terlalu banyak menonton televisi, akan menghasilkan karya yang membosankan dan tidak imajinatif.
Anak-anak biasanya mencoba memahami emosi dan peristiwa kompleks yang tidak mereka alami dalam kehidupannya sehari-hari. Sehingga mereka mengisi kekosongan tersebut dengan mengarang cerita yang paralel dengan situasi nyata. Anak akan menilai bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang imajinatif ini sangat brilian.
Lamunan juga ternyata memiliki komponen sosial yang besar, memungkinkan anak-anak untuk membayangkan percakapan dan kejadian. Dengan demikian, anak-anak dapat memperoleh keterampilan sosial dan empati terhadap orang lain.
Para peneliti juga menemukan fakta bahwasanya anak-anak yang dapat membuat cerita imajinatif seputar permainan apa pun yang mereka ikuti, akan cenderung bermain dengan gembira dan dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan anak lain.
Di sisi lain, anak yang tidak dapat membangun imajinasi, ketika bermain balok atau mainan lainnya mereka akan cenderung lebih cepat bosan dan mulai mencari sesuatu yang lebih menarik untuk dilakukan.
Perlu diketahui, melamun itu berbeda dengan halusinasi. Saat anak melamun mereka sebenarnya tahu dan sadar bahwa mereka sedang membayangkan sesuatu. Mereka juga bisa berhenti melamun kapan saja, apalagi kalau ada yang mengajak bicara atau mengganggu.
Sedangkan anak bisa dikatakan mengalami halusinasi saat ia benar-benar percaya bahwa apa yang mereka lihat atau dengar itu nyata, padahal kenyataannya tidak ada. Dalam artian lain, mereka sulit membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya sebatas khayalan. (Irene)
Sumber : kumparan.com
Video Terbaru




MOST VIEWED




