Berita

Wamenag Romo Syafi’i Persembahkan Puisi untuk Anak Tuli dan Yatim: Suara Kasih dari Hati yang Sunyi

Wamenag Romo Syafi’i tegaskan bahwa anak-anak Tuli bukan objek belas kasihan, melainkan subjek perubahan.

KamiBijak.com, Berita - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafi’i memberikan penghormatan penuh makna bagi anak-anak penyandang disabilitas dan yatim piatu dalam acara peringatan 10 Muharram 1447 H atau yang dikenal sebagai Lebaran Yatim dan Penyandang Disabilitas 2025. Acara ini digelar di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat, saat Jumat 4 Juli 2025.

Dalam suasana haru, Romo Syafi’i membacakan puisi berjudul Balada Indah Penyandang Tuli. Puisi ini menggambarkan kehidupan batin seorang anak Tuli yang hidup dalam keheningan, namun tetap mampu merasakan kasih dan petunjuk Ilahi melalui gerakan dan sentuhan.

“Aku masih mendengar bisikan ayat-ayat Allah lewat guruku, lewat gestur ayah dan ibu,” ucapnya membacakan salah satu bait puisi tersebut.

Ia menekankan bahwa cinta dan hidayah Tuhan tidak harus hadir dalam bentuk suara. Anak-anak Tuli, menurutnya, memiliki kepekaan spiritual melalui interaksi batiniah dan bahasa tubuh yang penuh makna.

Tak hanya itu, Romo Syafi’i juga membacakan puisi lain berjudul Balada Indah Anak Yatim dan Piatu. Puisi ini mengisahkan kerinduan mendalam seorang anak yang telah kehilangan kedua orangtuanya. Meskipun diliputi kesedihan dan rasa iri terhadap teman-temannya yang masih memiliki orangtua, anak tersebut akhirnya menemukan kehangatan dan cinta dalam pelukan guru serta lingkungan sekitar.

“Cukuplah Allah, wahai ayah dan ibu, menggantikan kasih sayangmu,” ucapnya menyentuh hati para hadirin.

Dalam pidatonya, Romo Syafi’i menegaskan bahwa anak-anak penyandang disabilitas bukanlah objek belas kasihan, melainkan subjek perubahan dan harapan masa depan bangsa. Ia mengapresiasi peran guru serta tokoh masyarakat yang telah setia membimbing anak-anak dalam kondisi penuh tantangan.

“Anak-anak bangsa, apapun kondisinya, adalah harapan masa depan. Mereka harus didukung sepenuh hati,” tegasnya.

Ia juga mengapresiasi peran Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Abu Rokhmad, dan seluruh jajaran yang telah menyukseskan acara tersebut.

Sebagai bentuk nyata kepedulian, Kementerian Agama bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan berbagai Lembaga Amil Zakat menyalurkan dua juta bingkisan kepada anak yatim dan penyandang disabilitas di seluruh Indonesia. Bantuan senilai Rp310,8 miliar tersebut meliputi santunan tunai, sembako, perlengkapan sekolah, alat ibadah, kursi roda, hingga alat bantu jalan.

Romo Syafi’i menutup pernyataannya dengan penekanan bahwa program ini bukan sekadar seremoni, melainkan langkah konkret membangun ekosistem sosial-keagamaan yang berkelanjutan. Menurutnya, keberhasilan ini adalah hasil kolaborasi dari semua pihak, dari tingkat pusat hingga desa.

“Tiada yang lebih mulia dari membagi kebahagiaan dan memberi harapan bagi mereka yang berada di batas harapan,” pungkasnya. (Restu)

Sumber:  Liputan6