
Tren Blind Box: Sensasi Kejutan yang Bisa Picu Kecanduan
Fenomena blind box tak sekadar hobi koleksi. Unsur kejutan di baliknya bisa memicu adiksi psikologis mirip judi.
KamiBijak.com, Hiburan - Fenomena blind box atau kotak kejutan kini tengah menjadi tren yang populer, terutama di kalangan anak muda dan orang dewasa. Sekilas, aktivitas ini tampak seperti hobi koleksi biasa. Namun, menurut Psikolog Klinis Dewasa, Alfath Hanifah Megawati, M.Psi., atau yang akrab disapa Ega, terdapat sisi psikologis yang perlu dicermati, terutama jika pembelian dilakukan secara impulsif dan berulang.
Konsep blind box menawarkan pengalaman kejutan, pembeli tidak mengetahui isi kotaknya hingga dibuka. Menurut Ega, mekanisme ini menciptakan efek psikologis yang mirip dengan perilaku berjudi atau disebut sebagai gambling psychology. Jika dalam judi seseorang berharap mendapatkan uang, maka dalam blind box, tujuannya adalah memperoleh boneka atau figurine langka yang menggemaskan.
“Ketika seseorang berhasil mendapatkan item yang diincar, ada perasaan beruntung dan spesial yang muncul. Perasaan ini memicu lonjakan hormon dopamin, yaitu hormon kebahagiaan, yang membuat otak ingin mengulangi pengalaman menyenangkan tersebut,” jelas Ega.
Gambling psychology. (Foto : Dok LinkedIn)
Unsur kejutan dan ketidakpastian itulah yang memicu adrenalin dan dorongan psikologis untuk terus membeli. Bahkan, ketika hasil tidak sesuai harapan, otak akan memunculkan dorongan untuk mencoba lagi demi mendapatkan item yang diinginkan. Proses ini bisa berulang tanpa disadari, serupa dengan siklus adiktif.
“Ketika tidak dapat yang kita mau, otak tetap menilai masih ada peluang. Mekanisme peluang ini, meski tidak rasional, mendorong orang terus membeli. Saat akhirnya dapat, muncul keinginan untuk mengulang lagi. Beberapa negara bahkan sudah mulai mengatur jumlah blind box yang dijual demi mencegah potensi kecanduan,” ujar Ega.
Ia juga menekankan bahwa meskipun mirip dengan hobi mengoleksi barang seperti action figure, blind box memiliki karakteristik berbeda. Koleksi biasa biasanya didasari pertimbangan ekonomi dan keunikan item yang jelas. Sedangkan blind box melibatkan unsur ketidakpastian dan keberuntungan yang tidak bisa dikendalikan.
“Kalau kolektor action figure tahu apa yang mereka beli, dan sering kali tujuannya karena nilai ekonomis dan kelangkaannya. Tapi blind box lebih ke arah sensasi mendapatkan ‘keberuntungan’. Di situlah reward system bekerja dengan cara yang lebih emosional,” tambahnya.
Lebih jauh, Ega menjelaskan bahwa perilaku membeli blind box seringkali menjadi pelarian dari stres atau sebagai cara instan untuk meningkatkan rasa percaya diri. Mendapatkan barang langka dari kotak kejutan memberikan perasaan bangga dan seolah-olah telah mencapai sesuatu yang hebat.
“Hormon dopamin memang bisa menurunkan stres. Tapi sering kali, motivasi utamanya bukan hanya stres, melainkan rasa kurang percaya diri. Mereka yang merasa kurang berharga cenderung lebih terobsesi dengan blind box, karena berhasil mendapatkan barang langka memberi mereka ‘booster’ percaya diri,” tutup Ega. (Restu)
Sumber : Wolipop
Video Terbaru




MOST VIEWED




