
Perawatan Gigi Anak Berkebutuhan Khusus: Panduan Praktis untuk Orang Tua
Pelajari cara merawat gigi anak berkebutuhan khusus dengan tepat.
KamiBijak.com, Hiburan - Merawat kesehatan gigi anak berkebutuhan khusus (ABK) memerlukan perhatian ekstra karena tantangan yang mereka hadapi lebih kompleks dibanding anak-anak pada umumnya. Anak dengan kondisi seperti cerebral palsy atau down syndrome seringkali kesulitan menjaga kebersihan gigi dan mulut, yang dapat meningkatkan risiko gigi berlubang dan radang gusi. Oleh karena itu, pemahaman tentang perawatan gigi khusus sangat penting bagi orang tua dan pengasuh.
Menurut drg. Melissa Adiatman, PhD, dari RSIA Bina Medika, anak dengan disabilitas membutuhkan alat dan teknik khusus untuk merawat gigi mereka. Salah satu contohnya adalah penggunaan triple headed toothbrush, yaitu sikat gigi dengan tiga sisi kepala yang dapat membersihkan gigi lebih efisien meskipun anak sulit membuka mulut lebar. Sikat ini memungkinkan semua sisi gigi tersikat hanya dalam satu gerakan.
Teknik menyikat gigi pun perlu disesuaikan. Posisi anak harus dibuat senyaman mungkin, misalnya dalam posisi duduk atau setengah berbaring, agar mengurangi risiko tersedak. Jika anak menyikat gigi sambil tiduran, penggunaan pasta gigi harus sangat sedikit. Menurut drg. Melissa, terlalu banyak pasta gigi bisa membuat anak trauma karena tersedak, dan membuat mereka enggan menyikat gigi lagi.
Konsistensi adalah kunci. Menyikat gigi dua kali sehari, yakni pagi hari dan waktu sebelum tidur, sebaiknya dilakukan meski anak sedang tidak mood. Dengan rutinitas yang teratur, anak akan perlahan-lahan memahami dan terbiasa, meski proses ini membutuhkan kesabaran.
Pemilihan pasta gigi juga harus diperhatikan. Pasta gigi dengan fluoride minimal 1000 ppm direkomendasikan, sama seperti untuk orang dewasa. Kandungan fluoride yang tinggi memberikan perlindungan ekstra terhadap gigi berlubang, terutama karena anak ABK cenderung memiliki produksi air liur berlebih dan sering mengemut makanan lebih lama.
Untuk memudahkan proses, gunakan pasta gigi dengan rasa yang disukai anak, dan selalu awasi jumlahnya agar tidak terlalu banyak. Setelah menyikat, ajarkan anak membilas mulut dengan air bersih agar sisa pasta tidak tertelan.
Kunjungan rutin ke dokter gigi sangat dianjurkan. Idealnya, kunjungan pertama dilakukan pada usia 12 bulan atau enam bulan setelah gigi pertama tumbuh. Pemeriksaan gigi bisa dilakukan setiap enam bulan atau lebih sering jika direkomendasikan. Selain mendeteksi masalah sejak dini, rutinitas ini juga membangun kepercayaan anak terhadap dokter gigi.
Tips tambahan untuk orang tua:
- Gunakan sikat gigi berbulu lembut dan ukuran sesuai mulut anak.
- Berikan contoh dengan menyikat gigi bersama.
- Jelaskan manfaat menyikat gigi dengan bahasa sederhana.
- Puji dan beri penghargaan atas usahanya.
- Bersikap sabar dan konsisten dalam membentuk kebiasaan.
Dengan pendekatan yang tepat, perawatan gigi anak berkebutuhan khusus bisa menjadi rutinitas yang efektif dan menyenangkan. (Restu)
Sumber : Liputan6
Video Terbaru




MOST VIEWED




