Berita

Data Bappenas: Mayoritas Disabilitas Masih Hidup di Garis Kemiskinan

Penyandang disabilitas yang ada di Indonesia termasuk dalam kelompok masyarakat yang berada di kategori desil satu.

KamiBijak.com, Berita - Penyandang disabilitas di Indonesia tergolong dalam kelompok masyarakat yang berada di kategori desil satu atau dengan kata lain kelompok masyarakat yang berada di garis kemiskinan terbawah. Menurut data milik Bappenas, angka kemiskinan penyandang disabilitas saat ini mencapai 11,42 persen atau lebih tinggi dari angka kemiskinan nasional yang ada.

“Tingkat kemiskinan penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 11,42 persen, artinya lebih tinggi dari tingkat kemiskinan nasional, yang kini sudah turun ke angka 8,57 persen” ungkap Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Bappenas Tirta Sutejo dalam sebuah acara soft launching temu inklusi ke-6 di Kabupaten Cirebon, yang juga diinisiasi oleh Sasana Inklusi dan gerakan Advokasi Disabilitas (SIGAB), Kamis, 8 Mei 2025.

Ketiadaan jaminan kesehatan nasional yang tidak dimiliki oleh setiap penyandang disabilitas semakin memperparah kondisi kemiskinan ini. Menurut Tirta, di Indonesia saat ini ada sekitar 28 persen penyandang disabilitas yang tidak memiliki jaminan kesehatan nasional.

Indikator lain yang menunjukkan bahwa disabilitas berada jauh di bawah garis kemiskinan adalah angka partisipasi penyandang disabilitas dalam angkatan kerja. Tirta juga menyebutkan, bahwa jumlah angkatan kerja disabilitas di Indonesia hanya mencapai 44 persen.

“Masih jauh di bawah angka angkatan kerja nasional yaitu 69 persen, dan mayoritas penyandang disabilitas ini bekerja di sektor informal,” ungkapnya. Kondisi penyandang disabilitas juga semakin parah dengan tingkat pendidikan yang cukup rendah.

Berdasarkan hal tersebut, menurut Tirta, tantangan dalam penyediaan akses layanan dasar bagi masyarakat Indonesia masih sangat tinggi. Diperlukan kebijakan inklusi yang berbasis data terpilah untuk bisa mewujudkan layanan inklusif bagi penyandang disabilitas. “Demi memastikan tidak ada satu pun warga negara Indonesia yang tertinggal dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045,” kata Tirta.

Perlu diketahui, bahwa visi Indonesia Emas ini juga menekankan pada pembangunan manusia, ekonomi yang berkelanjutan, pemerataan pembangunan, dan ketahanan nasional yang kuat. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025 menjadi peta jalan untuk mewujudkan visi tersebut. (Irene)

Sumber : tempo.co