Berita

Kemensos Tingkatkan Kompetensi Pegawai Lewat Pelatihan ADL, OM, dan Braille di Sentra Wyata Guna

Kemensos menggelar pelatihan bagi pegawai dan pendamping sosial untuk meningkatkan kompetensi layanan terhadap disabilitas.

KamiBijak.com, Berita - Kementerian Sosial (Kemensos) terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas layanan bagi penyandang disabilitas. Melalui Sentra Wyata Guna Bandung, Kemensos menggelar pelatihan peningkatan kapasitas yang melibatkan pegawai Sentra, pendamping sosial, serta pendamping Program Keluarga Harapan (PKH). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan keterampilan dasar dalam mendampingi penyandang disabilitas, khususnya disabilitas netra.

Pelatihan Peningkatan Layanan Inklusif. (Foto : Dok Detik)

 

Pelatihan yang berlangsung di Wisma Pendawa milik Kemensos ini digelar selama dua hari, yakni pada 24 dan 25 Juni 2025. Materi yang disampaikan meliputi Activity Daily Living (ADL), Orientasi Mobilitas (OM), serta Baca Tulis Braille, yang merupakan kompetensi dasar dalam memberikan pelayanan sosial yang inklusif.

Kepala Sentra Wyata Guna, Sri Harijati, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang menekankan pentingnya penguasaan keterampilan tersebut oleh seluruh pegawai Sentra. Menurutnya, kemampuan dalam bidang ADL, OM, dan Braille adalah fondasi dalam membangun interaksi yang manusiawi dan bermartabat antara petugas layanan dan penyandang disabilitas.

“Seluruh pegawai dan pendamping harus bisa memahami dan menguasai keterampilan ini agar pelayanan terhadap penyandang disabilitas menjadi lebih profesional dan empatik,” ujar Sri.

ADL sendiri mencakup kemampuan dasar dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seperti membersihkan diri dan tempat tidur, memasak, membersihkan rumah, menggunakan alat komunikasi, serta berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat. Sedangkan Orientasi Mobilitas (OM) penting bagi penyandang disabilitas netra untuk bisa mengenali lingkungan sekitar dan berpindah tempat secara mandiri dan aman.

Pelatihan ini diikuti oleh 84 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk pegawai Sentra Wyata Guna, pendamping sosial, serta pendamping PKH. Menariknya, sesi pelatihan tidak hanya disampaikan melalui teori, tetapi juga mencakup praktik langsung di lapangan. Suasana pelatihan dibuat lebih dinamis dengan adanya permainan interaktif yang bertujuan memperkuat pemahaman peserta secara menyenangkan.

Praktek Program Keluarga Harapan di Wisma Pendawa Kemensos Bandung. (Foto : Dok Kumparan)

 

Sri Harijati berharap, para peserta pelatihan ini ke depan bisa menjadi agen perubahan dalam memperkuat sistem layanan sosial inklusif. Ia juga menekankan pentingnya peran Sentra Wyata Guna sebagai pusat percetakan Braille satu-satunya di Indonesia, yang kini turut mendorong gerakan literasi inklusif di tingkat nasional.

“Melalui pelatihan ini, kami ingin membentuk SDM yang benar-benar siap dalam memberikan layanan terbaik kepada penyandang disabilitas. Ini adalah langkah nyata membangun masyarakat yang inklusif,” pungkasnya.

Dengan pelatihan ini, Kemensos berharap seluruh pemangku kepentingan dalam layanan sosial bisa lebih siap dan tanggap terhadap kebutuhan para penyandang disabilitas, sekaligus memperkuat peran Indonesia sebagai negara yang ramah inklusi. (Restu)

Sumber:  Detik