BijakFun

7 Negara yang Mengakui Bahasa Isyarat sebagai Bahasa Nasional, Apakah Termasuk Indonesia?

Daftar 7 negara yang mengakui bahasa isyarat sebagai bahasa nasional. Apakah Indonesia sudah mengakuinya?

KamiBijak.com, Hiburan - Bahasa isyarat merupakan alat komunikasi utama bagi komunitas Tuli di seluruh dunia. Setiap negara memiliki bahasa isyaratnya sendiri yang berkembang secara alami sesuai dengan budaya dan kebutuhan komunitasnya. Namun, tidak semua negara mengakui bahasa isyarat sebagai bahasa nasional. Misalnya, beberapa negara seperti Tiongkok, Rusia, dan Arab Saudi masih belum memberikan pengakuan resmi terhadap bahasa isyarat sebagai bagian dari bahasa nasional mereka. Padahal, pengakuan tersebut sangat penting untuk menjamin hak-hak penyandang disabilitas dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan layanan publik.

Menurut World Atlas, dari 195 negara di dunia, hanya 41 negara yang secara resmi mengakui bahasa isyarat sebagai bahasa nasional. Pengakuan ini memungkinkan komunitas Tuli mendapatkan akses lebih luas dalam kehidupan sosial dan profesional mereka. Artikel ini akan membahas tujuh negara yang telah mengambil langkah maju dalam mengakui bahasa isyarat sebagai bahasa nasional mereka.

7 Negara yang Mengakui Bahasa Isyarat sebagai Bahasa Nasional

1. Filipina

Sekolah bahasa isyarat di Filipina/Foto: Instagram.com/benildedeafschool

Filipina mengakui Filipino Sign Language (FSL) sebagai bahasa isyarat nasional melalui Undang-Undang Republik No. 11106 pada 30 Oktober 2018. Sejak pengesahan ini, berbagai sektor seperti pendidikan, media, dan layanan publik mulai menerapkan FSL dalam komunikasi sehari-hari. Pendidikan inklusif semakin berkembang dengan lebih banyak sekolah yang menggunakan FSL dalam kurikulumnya. Selain itu, stasiun televisi nasional mulai menyediakan juru bahasa isyarat dalam siaran berita untuk memastikan komunitas Tuli mendapatkan akses informasi yang setara.

Fakta Menarik: FSL merupakan campuran dari isyarat tradisional Filipina, Bahasa Isyarat Amerika (ASL), dan Bahasa Inggris Berkode secara Manual (MCE)

2. Afrika Selatan

 Penerjemah Bahasa Isyarat Afrika Selatan/Foto: Instagram.com/andi_signs

Pada Juli 2023, Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, menandatangani undang-undang yang mengakui bahasa isyarat sebagai bahasa resmi ke-12 negara tersebut. Hal ini merupakan langkah besar dalam menjamin hak-hak komunitas Tuli di Afrika Selatan.

Fakta Menarik: Afrika Selatan memiliki lebih dari 40 sekolah khusus untuk siswa Tuli dan satu perguruan tinggi yang didedikasikan untuk pendidikan inklusif.

3. Uganda

Bahasa Isyarat Uganda/Foto: Instagram.com/nadbuganda

Uganda menjadi negara pertama di dunia yang secara resmi mengakui bahasa isyaratnya pada 8 Oktober 1995. Bahasa Isyarat Uganda (UgSL) berkembang dengan pengaruh dari Bahasa Isyarat Amerika (ASL), Bahasa Isyarat Inggris (BSL), dan Bahasa Isyarat Kenya.

Fakta Menarik: Meskipun diakui secara hukum, variasi dialek UgSL masih berkembang di berbagai wilayah Uganda.

4. Kanada

American Sign Language/Foto: Getty Images

Kanada mengakui Bahasa Isyarat Amerika (ASL) dan Bahasa Isyarat Quebec (LSQ) sebagai bahasa isyarat utama negara tersebut. Pengakuan ini diperkuat melalui Undang-Undang Disabilitas yang disahkan pada 11 Juli 2019.

Fakta Menarik: Kanada memberikan akses pendidikan dalam ASL dan LSQ, serta memiliki layanan penerjemah bahasa isyarat yang luas di sektor publik.

5. Korea Selatan

Bahasa Isyarat Korea/Foto: Instagram.com/korean_sign_language

Pada 31 Desember 2015, Korea Selatan secara resmi mengakui Bahasa Isyarat Korea (KSL) sebagai bahasa nasional kedua setelah bahasa Korea. Langkah ini memperkuat hak-hak komunikasi komunitas Tuli di Korea Selatan.

Fakta Menarik: KSL digunakan tidak hanya oleh komunitas Tuli tetapi juga oleh militer dan tenaga medis di ruang operasi.

6. Selandia Baru

Bahasa Isyarat Selandia Baru/Foto: Instagram.com/deafaotearoa

Selandia Baru menjadikan New Zealand Sign Language (NZSL) sebagai bahasa resmi ketiga negara tersebut pada 6 April 2006, setelah Bahasa Inggris dan Maori.

Fakta Menarik: NZSL memiliki elemen unik, termasuk penggunaan ekspresi wajah dan pola bibir yang kuat untuk memperjelas komunikasi.

7. Meksiko

Bahasa Isyarat Meksiko/Foto: Instagram.com/aslsmwithme

Pada tahun 2005, Meksiko secara resmi mengakui Lengua de Señas Mexicana (LSM) sebagai bahasa nasional bersama dengan bahasa Spanyol dan bahasa daerah lainnya.

Fakta Menarik: LSM memiliki tata bahasa dan kosakata yang berbeda secara signifikan dari bahasa Spanyol, menjadikannya sistem komunikasi yang unik.

Lantas, Bagaimana dengan Indonesia?

Di Indonesia, pemerintah menerapkan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) sebagai bahasa isyarat yang digunakan dalam pendidikan dan acara resmi sejak 30 Juni 1994. Namun, hingga saat ini, belum ada pengakuan hukum yang menjadikan bahasa isyarat sebagai bahasa nasional.

Sebaliknya, komunitas Tuli di Indonesia lebih banyak menggunakan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) karena dianggap lebih alami dan praktis dalam komunikasi sehari-hari. Hal ini disebabkan karena BISINDO berkembang secara organik dalam komunitas Tuli, tanpa mengikuti aturan tata bahasa tertulis, sehingga lebih fleksibel dan mudah dipahami. Selain itu, penggunaan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang lebih dinamis membuat BISINDO lebih intuitif dibandingkan SIBI. Namun, karena belum mendapatkan pengakuan resmi, masyarakat Tuli sering menghadapi keterbatasan akses dalam layanan publik dan pendidikan formal. Sayangnya, kurangnya pengakuan resmi terhadap BISINDO membuat aksesibilitas bagi komunitas Tuli masih terbatas.

Kesimpulan

Pengakuan bahasa isyarat sebagai bahasa nasional sangat penting dalam menjamin hak-hak komunitas Tuli di berbagai sektor kehidupan. Menurut World Federation of the Deaf (WFD), negara-negara yang memberikan pengakuan hukum terhadap bahasa isyarat telah menunjukkan peningkatan aksesibilitas dalam pendidikan dan layanan publik bagi komunitas Tuli. Beberapa negara telah mengambil langkah maju dalam hal ini, sementara Indonesia masih tertinggal dalam memberikan pengakuan resmi terhadap bahasa isyarat yang digunakan oleh komunitas Tuli.

Saatnya pemerintah Indonesia mempertimbangkan pengakuan resmi terhadap BISINDO agar komunitas Tuli mendapatkan akses komunikasi yang lebih inklusif dan setara. Langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan pemerintah meliputi penerapan kebijakan hukum untuk mengakui BISINDO secara nasional, peningkatan pelatihan juru bahasa isyarat dalam sektor publik, integrasi BISINDO dalam kurikulum pendidikan, serta penyediaan layanan penerjemah isyarat di berbagai institusi pemerintahan dan media. (Restu)

Sumber: beautynesia.id